Selamat Datang Di Website Oi Kota Bekasi
http://oi-kotabekasi.blogspot.com/p/oi-kota-bekasi-peduli.html

Senin, 01 November 2010

Masjid Agung Albarkah, Kebanggaan Warga Bekasi


BEKASI – Masjid yang satu ini seakan menjadi ikon bagi Kota Bekasi. Kubah berukuran besar ditambah dua menara yang cukup tinggi menjulang ke langit menjadi ciri khas Masjid Agung Albarkah.

Masjid tua ini mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Seperti dituturkan Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), H Ilin Marludin kepada SH, Selasa (9/9), Masjid Agung Albarkah dibangun 1890 oleh Penghulu Lanroy, Abdul Majid. 

Kala itu, bangunannya belum berbentuk masjid yang terletak di atas lahan sekitar 3.000 meter. Kemudian, tahun 1967 bangunannya direhab menjadi bentuk masjid oleh Bupati Bekasi Subandi. Subandi yang merupakan bupati pertama asal Kampung Gabus Bekasi itu, melibatkan setiap jiwa warga Bekasi turut berpartisipasi menyumbang pembangunan masjid ini sebesar 1 rupaih




Dalam kemajuan yang terjadi di Bekasi, oleh Bupati Bekasi H Abdul Fatah, pada 1985 kembali dilakukan pembangunan. Bangunannya pada bagian depan masih menggunakan awuning berwarna-warni yang saat ini sangat banyak diminati masyarakat dalam setiap melaksanakan pembangunan. ”Saat itu pulalah masjid ini ditetapkan menjadi Masjid Agung Albarkah Kabupaten Bekasi,” tutur Ilin Marludin. 

Dengan ditetapkan sebagai Masjid Agung, Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi mulai campur tangan dalam pembangunannya. Pada 1985 dilakukan pembangunan menjadi bangunan permanen yang saat itu menghabiskan biaya Rp 225 juta. Pada 1997 pun, Pemerintah Kabupaten Bekasi yang saat itu bupatinya dijabat Muh Djamhari kembali melakukan pembangunan dengan tambahan biaya Rp 100 juta.

Pada saat Kota Bekasi terbentuk 1997 dan terpisah dari Kabupaten Bekasi di zaman wali kota dijabat H Achmad Zurfaih yang merupakan putra asli Bekasi, perhatian pemerintah daerah pun semakin besar dalam membangun masjid yang kini menjadi kebanggaan Kota Bekasi. Mulai tahun 2004 hingga 2008, pembangunan besar-besaran pun dilakukan.

Biaya Membengkak

Jika semula luas bangunan awal 3.000 meter yang merupakan tanah wakaf, saat itu Wali Kota Bekasi yang dijabat Achmad Zurfaih, mengalokasikan dana dari APBD hingga Rp 15,7 miliar. Pembangunan baru pun dilakukan. Tahap pertama hingga tahap kedua, praktis luas bangunan baru bertambah 7.000 meter di samping bangunan lama di atas lahan sekitar 3.000 meter. 

Jadi, kini luas Masjid Agung Albarkah yang berhadapan dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi itu telah mencapai di atas lahan satu hektare. 

 Pada bangunan masjid yang baru ini sekarang dapat menampung jemaah sekitar 3.000 orang. Di masjid ini pula, tambah H Ilin Marludin, pada 1890 juga difungsikan sebagai tempat berkumpul para Laskar Islam hingga kemerdakaan RI. Nilai sejarah masjid ini sangat tinggi dan sudah ada sebelum zaman kemerdekaan.
Bangunan baru masjid tersebut, seperti diceritakan H Ilin, kusen, jendela dan pintu semuanya terbuat dari ukiran Jepara yang kayunya telah berumur 90 tahun lebih. “Untuk memesan kusen dan pintunya saja, saat itu kami langsung ke Jepara dan memilih kayu yang benar-benar berkualitas bagus dan pohonnya berusia di atas 90 tahun,” kata Ilin.